FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA : STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN

Texts

ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA : STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN

Prasetyo, Febrianto Dwi - Nama Orang;

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan organisasi dan dampaknya
terhadap Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) di Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan (Itjen Kemenkeu) setelah implementasi Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.09/2022. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
adanya transformasi fundamental yang dialami Itjen, di mana mandat
pengawasannya diperluas secara signifikan dari yang semula hanya berfokus pada
lingkup internal Kementerian Keuangan, sekarang mencakup pengawasan terhadap
entitas eksternal seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah Daerah,
dan lembaga lain yang mengelola dana dari Bagian Anggaran Bendahara Umum
Negara (BA BUN). Perluasan peran strategis ini memicu perubahan mendasar pada
proses bisnis, alur kerja, dan yang terpenting, pada tuntutan terhadap SDM.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam bagaimana
transformasi tersebut memengaruhi efisiensi pengelolaan SDM, respons
manajemen terhadap peningkatan beban kerja dan kebutuhan kompetensi baru,
serta dampaknya pada motivasi, kepuasan kerja, dan kesejahteraan pegawai.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus (case study). Pengumpulan data
dilakukan melalui tiga teknik utama: wawancara mendalam dengan para informan
kunci yang terdiri dari pimpinan, tim transformasi, manajemen SDM, dan para
auditor dari berbagai tingkatan; observasi terhadap dinamika kerja pasca
perubahan; serta analisis dokumen-dokumen relevan seperti laporan kinerja,
analisis beban kerja, dan cetak biru transformasi organisasi. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis secara tematik menggunakan perangkat lunak NVivo untuk
mengidentifikasi pola dan hubungan antarkonsep. Kerangka analisis teoretis utama
yang digunakan untuk membedah fenomena ini adalah Model Perubahan
Organisasi Kurt Lewin, Teori Institusional, serta model-model MSDM seperti Job
Demands-Resources (JD-R) Model, Teori Konservasi Sumber Daya (COR), dan
Teori Dua Faktor Herzberg.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi organisasi di Itjen
Kemenkeu tidak mengubah struktur formal secara drastis, tetapi secara fundamental
mengubah cara kerja, memperluas cakupan pengawasan, dan menciptakan
kebutuhan mendesak akan kompetensi baru, terutama di bidang keuangan
korporasi, analisis data, dan audit berbasis risiko. Respons pegawai terhadap
perubahan ini bersifat dualistik: di satu sisi, terdapat peningkatan motivasi dan
kebanggaan karena terlibat dalam tugas-tugas strategis yang berdampak nasional;
namun di sisi lain, terjadi peningkatan stres dan kelelahan akibat lonjakan beban
kerja yang signifikan. Manajemen SDM merespons dengan berbagai inisiatif
strategis, termasuk program pelatihan intensif, pemanfaatan teknologi untuk
manajemen talenta dan kompetensi, serta penerapan mekanisme coaching dan
mentoring. Meskipun demikian, tantangan utama yang masih belum teratasi
sepenuhnya adalah kesenjangan antara jumlah SDM yang tersedia dengan beban
kerja yang terus meningkat, serta sistem penghargaan yang dirasa belum sepadan.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa proses transformasi di Itjen
Kemenkeu dapat dipetakan dengan jelas menggunakan model Kurt Lewin, di mana
PMK-18/2022 bertindak sebagai fase unfreezing yang kuat. Fase changing saat ini
ditandai oleh pertarungan antara kekuatan pendorong (dukungan pimpinan dan
mandat yang jelas) dan kekuatan penghambat (kesenjangan SDM dan resistensi
awal). Dari perspektif Teori Institusional, perubahan ini merupakan respons
terhadap tekanan eksternal (koersif dan normatif) untuk meningkatkan legitimasi
Itjen sebagai lembaga pengawas yang kredibel. Paradoks antara motivasi dan stres
pegawai dapat dijelaskan melalui JD-R Model, di mana peningkatan job demands
(beban kerja dan kompleksitas) memicu risiko burnout, sementara penyediaan job
resources (pelatihan, dukungan pimpinan, dan pekerjaan yang bermakna) secara
simultan mendorong engagement.

Berdasarkan temuan dan analisis, disimpulkan bahwa transformasi
organisasi telah berhasil meningkatkan peran strategis Itjen Kemenkeu, namun
memberikan tekanan besar pada kapasitas SDM. Keseimbangan antara tuntutan
pekerjaan yang tinggi dan sumber daya yang memadai menjadi faktor kritis yang
menentukan keberlanjutan keberhasilan transformasi ini. Oleh karena itu, penelitian
ini merekomendasikan beberapa langkah strategis bagi Itjen Kemenkeu. Pertama,
perlu adanya penyesuaian kebijakan untuk mengatasi kesenjangan jumlah SDM,
baik melalui rekrutmen yang lebih adaptif maupun redistribusi tugas yang lebih
efisien. Kedua, sistem penghargaan dan insentif perlu direformasi agar lebih
fleksibel dan mampu mengapresiasi kontribusi pegawai secara adil, guna
mempertahankan motivasi dan mencegah turnover talenta terbaik. Ketiga, program
pengembangan kompetensi harus terus diperkuat dan diselaraskan dengan
kebutuhan strategis, serta diiringi dengan penguatan program dukungan
kesejahteraan mental untuk memitigasi risiko burnout dan menjaga produktivitas
jangka panjang.

SUMMARY

This research aim to analyzes the organizational change and its impact on
Human Resource Management (HRM) at the Inspectorate General of the Ministry
of Finance (Itjen Kemenkeu) following the implementation of Minister of Finance
Regulation (PMK) Number 18/PMK.09/2022. The background of this study is the
fundamental transformation experienced by Itjen, where its supervisory mandate
was significantly expanded from initially focusing only on the internal scope of the
Ministry of Finance to now including the supervision of external entities such as
State-Owned Enterprises (BUMN), Regional Governments, and other institutions
managing funds from the State General Treasurer Budget Chapter (BA BUN). This
expansion of its strategic role triggered fundamental changes in business processes,
workflows, and most importantly, in the demands on its human resources. This study
aims to conduct an in-depth analysis of how this transformation affects the
efficiency of HRM, the management's response to increased workload and new
competency needs, and its impact on employee motivation, job satisfaction, and
well-being.

To address these issues, this study employs a qualitative approach with a
case study design. Data was collected through three main techniques: in-depth
interviews with key informants consisting of leadership, the transformation team,
HRM personnel, and auditors at various levels; observation of work dynamics post
change; and analysis of relevant documents such as performance reports, workload
analyses, and the organizational transformation blueprint. The collected data was
then thematically analyzed using NVivo software to identify patterns and
relationships between concepts. The main theoretical frameworks used to dissect
this phenomenon are Kurt Lewin's Change Management Model, Institutional
Theory, and HRM models such as the Job Demands-Resources (JD-R) Model,
Conservation of Resources (COR) Theory, and Herzberg's Two-Factor Theory.
The research findings indicate that the organizational transformation at
Itjen Kemenkeu did not drastically alter the formal structure but fundamentally
changed the way of working, expanded the scope of supervision, and created an
urgent need for new competencies, especially in corporate finance, data analytics,
and risk-based auditing. The employee response to this change was dualistic: on
one hand, there was increased motivation and pride from being involved in
strategic, high-impact national issues; on the other hand, there was a rise in stress
and fatigue due to a significant surge in workload. HRM responded with various
strategic initiatives, including intensive training programs, the utilization of
technology for talent and competency management, and the implementation of
coaching and mentoring mechanisms. Nevertheless, the primary unresolved
challenges remain the gap between the available human resources and the
escalating workload, as well as a reward system perceived as inadequate.
Further analysis reveals that the transformation process at Itjen Kemenkeu
can be clearly mapped using Kurt Lewin's model, where PMK-18/PMK.09/2022
acted as a powerful unfreezing phase. The current changing phase is marked by a
struggle between driving forces (leadership support and a clear mandate) and
restraining forces (HR gaps and initial resistance). From the perspective of
Institutional Theory, this change was a response to external pressures (coercive and
normative) to enhance Itjen's legitimacy as a credible supervisory body. The
paradox of motivation and stress among employees is well-explained by the JD-R
Model, where increased job demands (workload and complexity) trigger a risk of
burnout, while the provision of job resources (training, leadership support, and
meaningful work) simultaneously fosters engagement.

Based on the findings and analysis, it is concluded that the organizational
transformation has successfully enhanced the strategic role of Itjen Kemenkeu but
has placed significant pressure on its human resource capacity. The balance
between high job demands and adequate resources has become a critical factor
determining the sustained success of this transformation. Therefore, this research
recommends several strategic steps for Itjen Kemenkeu. First, policy adjustments
are needed to address the human resource gap, either through more adaptive
recruitment or more efficient task redistribution. Second, the reward and incentive
system needs to be reformed to be more flexible and capable of fairly appreciating
employee contributions, in order to maintain motivation and prevent the turnover
of top talent. Third, competency development programs must continue to be
strengthened and aligned with strategic needs, accompanied by the reinforcement
of mental well-being support programs to mitigate burnout risk and sustain long
term productivity.


Ketersediaan
2025151TES 658,3 PRA a 2025 K1Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Terapan dan Teknologi)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
TES 658,3 PRA a 2025 K1
Penerbit
Malang : Program Magister Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang., 2025
Deskripsi Fisik
xxvii, 276 Halaman ; Ilus : 29,5 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
658,3
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Tesis / Thesis
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Febrianto Dwi Prasetyo
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

© 2016-2025-FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER FIA UB

Powered by SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik