FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA STRATEGI OPTIMALISASINYA DI PEMERINTAH KOTA KUPANG

Texts

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA STRATEGI OPTIMALISASINYA DI PEMERINTAH KOTA KUPANG

Pattimau, Andrianus - Nama Orang;

RINGKASAN
Andrianus Pattimau, Program Studi Magister Administrasi Publik
Universitas Brawijaya Malang, “Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah serta Strategi Optimalisasinya di Pemerintah
Kota Kupang”; Komisi Pembimbing: Ketua: Wike, S.Sos., M.Si., DPA, Anggota: I
Gede Eko Putra Sri Sentanu, S.AP., M.AP., Ph.D.
Dalam konteks Perencanaan Pembangunan Daerah, pengelolaan
Pendapatan Daerah yang bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(PDRD) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan strategi dan
program kerja guna mencapai tujuan pembangunan.
Selama periode 2018–2022, Pemerintah Kota Kupang mengalami fluktuasi
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan rata-rata kontribusi pajak
daerah terhadap PAD mencapai 57,53%. Hal ini menunjukkan bahwa pajak
daerah merupakan sumber utama pendanaan pembangunan daerah. Pajak
daerah mencakup berbagai jenis, seperti PPJ, BPHTB, PBB-P2, pajak hotel,
restoran, hiburan, dan sebagainya. Upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak
dan perluasan basis pajak sangat penting dalam rangka meningkatkan
penerimaan sektor ini, yang secara langsung mendukung peningkatan
kemandirian fiskal daerah.
Di sisi lain, kontribusi rata-rata retribusi daerah terhadap PAD pada periode
yang sama sebesar 24,38%. Retribusi merupakan pungutan atas layanan yang
diberikan oleh pemerintah daerah, seperti retribusi parkir, IMB, pengelolaan
sampah, dan lainnya. Optimalisasi sektor retribusi masih sangat potensial,
terutama melalui peningkatan kualitas pelayanan publik. Meningkatnya kualitas
layanan diyakini dapat mendorong kepatuhan masyarakat dalam membayar
retribusi.
Meskipun demikian, terdapat sejumlah tantangan dalam optimalisasi
penerimaan PDRD, antara lain keterbatasan infrastruktur dan kapasitas fiskal,
rendahnya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,
implementasi teknologi yang belum optimal, serta belum maksimalnya kerja
sama dengan pihak ketiga. Permasalahan-permasalahan ini perlu menjadi
perhatian dalam merumuskan kebijakan dan strategi penguatan PAD secara
berkelanjutan..
Penulisan tesis dengan judul “Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah serta Strategi Optimalisasinya di
Pemerintah Kota Kupang merupakan kajian khusus dalam perencanaan
pembangunan daerah di Pemerintah Kota Kupang. Perumusan masalah dalam
penelitian ini yakni 1) Sejauhmanakah pengaruh PDRD terhadap PAD baik
secara parsial maupun simultan di Kota Kupang?, 2) Apa sajakah faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam optimalisasi PDRD di Kota Kupang?,
dan 3) Bagimanakah strategi dalam meningkatkan PDRD dalam rangka
meningkatkan PAD di Kota Kupang?. Tujuan penelitian ini yakni 1) untuk menguji
x
xi
dan menganalisis pengaruh PDRD terhadap PAD baik secara parsial maupun
simultan di Kota Kupang, 2) untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam optimalisasi PDRD di Kota Kupang,
dan 3) untuk mengidentifikasikan dan menganalisis strategi dalam meningkatkan
PDRD dalam rangka meningkatkan PAD di Kota Kupang.
Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan
strategi konkruen, di mana pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab
rumusan masalah pertama, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk
menjawab rumusan masalah kedua dan ketiga. Kedua metode ini digunakan
secara bersamaan dan saling melengkapi guna memberikan pemahaman yang
lebih komprehensif terhadap permasalahan yang diteliti. teknik pengumpulan
data berupa wawancara dan dokumentasi. Sumber data kuantitatif diperoleh dari
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintah Kota Kupang tahun 2014–2023,
yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama. Sementara itu, data
kualitatif diperoleh dari dokumen Rencana Strategis (Renstra) Bapenda Kota
Kupang tahun 2023–2026 serta hasil wawancara dengan informan kunci, yaitu
Kepala Bapenda, Plt. Kasubag Perencanaan dan Keuangan, Analis
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, serta Analis Pendapatan Daerah.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis
regresi, baik regresi sederhana maupun regresi berganda, dengan menggunakan
bantuan perangkat lunak SPSS untuk menganalisis hubungan antar variabel
kuantitatif. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan analisis SWOC untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, serta faktor-faktor
penentu keberhasilan dalam optimalisasi pendapatan asli daerah. Selanjutnya,
hasil analisis SWOC digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategi
menggunakan analisis SWOT, yang mencakup strategi agresif (Strength
Opportunities/SO), strategi diversifikasi (Strength-Threats/ST), strategi turn
around (Weaknesses-Opportunities/WO), dan strategi defensif (Weaknesses
Threats/WT).
Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa Pendapatan Daerah dari
PDRD berpengaruh terhadap PAD Kota Kupang, baik secara parsial maupun
simultan. Pajak daerah terbukti memberikan pengaruh yang signifikan dan kuat
terhadap PAD, sementara Retribusi daerah memiliki pengaruh positif namun
belum signifikan secara statistik. Temuan ini menegaskan peran sentral pajak
daerah dalam struktur pendapatan daerah, sekaligus menunjukkan adanya ruang
perbaikan dalam pengelolaan retribusi daerah.
Faktor-faktor pendukung optimalisasi PDRD di Kota Kupang mencakup
keberadaan regulasi yang memadai, seperti Perda dan Perwali, pemanfaatan
sistem digital seperti aplikasi V-Tax, peningkatan kapasitas SDM, serta masih
terbukanya potensi pajak yang belum digarap secara maksimal. Sementara itu,
faktor penghambat yang dihadapi mencakup lemahnya koordinasi antarinstansi,
keterbatasan jumlah dan kapasitas SDM, minimnya sarana dan prasarana
pendukung, rendahnya kesadaran wajib pajak, tumpang tindih kebijakan, serta
terbatasnya anggaran operasional.
Merespons kondisi tersebut, strategi peningkatan PDRD diarahkan pada
pemanfaatan kekuatan dan peluang secara optimal, seperti penguatan layanan
xi
xii
pajak berbasis teknologi informasi, peningkatan kerja sama lintas sektor, serta
perluasan basis pajak dan retribusi. Di sisi lain, kelemahan struktural dan
regulatif perlu segera diatasi melalui reformasi kebijakan dan perbaikan tata
kelola kelembagaan. Ancaman seperti ketidakpatuhan pajak dan rendahnya
literasi fiskal juga harus diantisipasi melalui edukasi pajak, peningkatan
pengawasan, dan pembaruan kebijakan yang adaptif dan responsif.
Strategi ini bertujuan untuk mendorong peningkatan PAD secara
berkelanjutan, serta memperkuat kemandirian fiskal Kota Kupang dalam
kerangka otonomi daerah. Hal ini sejalan dengan teori manajemen keuangan
publik yang efektif, sebagaimana dikemukakan oleh Amin (2019), yang
menekankan pentingnya penguatan pajak daerah sebagai pilar utama
pendanaan pembangunan daerah. Temuan bahwa pajak daerah memberikan
kontribusi signifikan terhadap PAD memperkuat pentingnya sistem perpajakan
yang modern, akuntabel, dan transparan.
Secara praktis, Pemerintah Kota Kupang didorong untuk mempercepat
digitalisasi perpajakan melalui implementasi sistem seperti e-SPTPD, e-Billing,
dan Sistem Pendapatan Daerah. Selain itu, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak
harus dilakukan berdasarkan pemetaan potensi riil di lapangan. Penyusunan
perencanaan fiskal berbasis data dan potensi lokal akan meningkatkan akurasi
target pendapatan dan efisiensi alokasi sumber daya. Upaya ini perlu didukung
oleh penguatan SDM, modernisasi infrastruktur pelayanan, serta strategi
berbasis analisis SWOT, termasuk pembentukan satuan tugas khusus dan
pemberian insentif kinerja kepada pemungut pajak dan retribusi.
Akhirnya, keterbukaan informasi terkait PAD dan penggunaan anggaran
menjadi elemen kunci dalam menciptakan sistem keuangan daerah yang
transparan dan terpercaya, sehingga dapat meningkatkan partisipasi publik dan
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
Kata Kunci: PDRD, Strategi, Optimalisasi
xii
xiii
SUMMARY
Andrianus Pattimau, Master of Public Administration Program, Brawijaya
University, Malang. Thesis Title: "The Influence of Regional Taxes and Levies on
Local Own-Source Revenue and Optimization Strategies in the Government of
Kupang City". Supervisory Committee: Chair: Wike, S.Sos., M.Si., DPA; Member:
I Gede Eko Putra Sri Sentanu, S.AP., M.AP., Ph.D..

In the context of Regional Development Planning, the management of
Regional Revenue derived from Local Taxes and Levies is an integral part of
formulating strategies and work programs to achieve development goals.
During the period of 2018–2022, the Government of Kupang City
experienced fluctuations in Local Own-Source Revenue, with the average
contribution of local taxes to Local Own-Source Revenue reaching 57.53%. This
indicates that local taxes are the primary source of development funding. Local
taxes include various types such as electricity tax, land and building rights
acquisition tax, rural and urban land and building tax, hotel tax, restaurant tax,
entertainment tax, and others. Efforts to improve taxpayer compliance and
expand the tax base are essential to increasing revenues in this sector, which
directly supports the enhancement of the region’s fiscal independence.
On the other hand, the average contribution of regional levies to Local
Own-Source Revenue during the same period was 24.38%. Levies are charges
for services provided by the local government, such as parking fees, building
permits, waste management fees, and others. The levy sector still holds
significant optimization potential, particularly through the improvement of public
service quality. Improved service quality is believed to encourage public
compliance in paying levies.

However, there are several challenges in optimizing local taxes and levies,
including limited infrastructure and fiscal capacity, low public awareness of tax
obligations, suboptimal implementation of technology, and the lack of effective
collaboration with third parties. These issues need to be addressed in the
formulation of sustainable Local Own-Source Revenue strengthening policies and
strategies.

The thesis entitled “The Influence of Local Taxes and Levies on Local Own
Source Revenue and Strategies for Optimization in the Government of Kupang
City” is a specific study within the framework of regional development planning in
Kupang City. The research problems formulated in this study are: 1) To what
extent do local taxes and levies influence Local Own-Source Revenue both
partially and simultaneously in Kupang City?, 2) What are the supporting and
inhibiting factors in optimizing local taxes and levies in Kupang City?, 3) What
strategies can be implemented to improve local taxes and levies in order to
increase Local Own-Source Revenue in Kupang City?. The objectives of this
research are: 1) To examine and analyze the influence of local taxes and levies
on Local Own-Source Revenue both partially and simultaneously in Kupang City;
2) To identify and analyze the supporting and inhibiting factors in optimizing local
taxes and levies in Kupang City; 3) To identify and analyze strategies to improve
local taxes and levies in order to increase Local Own-Source Revenue in Kupang
City.

This study employs a mixed methods approach with a concurrent strategy,
where the quantitative approach is used to address the first research question,
while the qualitative approach is used to address the second and third questions.
Both approaches are applied simultaneously and complementarily to provide a
more comprehensive understanding of the research problem. Data collection
techniques include interviews and documentation. Quantitative data are sourced
from the Budget Realization Reports of the Kupang City Government from 2014
to 2023, used to answer the first research question. Meanwhile, qualitative data
are obtained from the Strategic Plan of the Kupang City Revenue Agency for
2023–2026 and interviews with key informants, namely the Head of Bapenda,
Acting Head of Planning and Finance Subdivision, Planning, Evaluation and
Reporting Analyst, and Regional Revenue Analyst.

The analysis methods used in this study include regression analysis—both
simple and multiple regression—assisted by SPSS software to analyze the
relationships between quantitative variables. Additionally, this research uses
SWOC analysis to identify strengths, weaknesses, opportunities, and challenges,
as well as the key success factors in optimizing local own-source revenue. The
results of the SWOC analysis are then used as the basis for formulating
strategies through SWOT analysis, which includes aggressive strategies
(Strength-Opportunities/SO), diversification strategies (Strength-Threats/ST),
turnaround strategies (Weaknesses-Opportunities/WO), and defensive strategies
(Weaknesses-Threats/WT).

Field findings indicate that revenue from Local Taxes and Levies has an
influence on Local Own-Source Revenue in Kupang City, both partially and
simultaneously. Local taxes are proven to have a strong and significant effect on
Local Own-Source Revenue, while local levies have a positive but statistically
insignificant effect. These findings highlight the central role of local taxes in the
regional revenue structure and indicate room for improvement in levy
management.

Supporting factors in the optimization of local taxes and levies in Kupang
City include the existence of adequate regulations, such as Regional Regulations
and Mayoral Regulations, the use of digital systems like the V-Tax application,
the improvement of human resource (HR) capacity, and the availability of
untapped tax potential. Conversely, inhibiting factors include weak inter-agency
coordination, limited HR quantity and capacity, lack of supporting infrastructure,
low taxpayer awareness, overlapping policies, and limited operational budgets.
In response to these conditions, strategies for increasing local taxes and
levies are directed toward optimally utilizing strengths and opportunities, such as
strengthening technology-based tax services, enhancing cross-sector
collaboration, and expanding the tax and levy base. On the other hand, structural
and regulatory weaknesses need to be addressed through policy reform and
institutional governance improvement. Threats such as tax non-compliance and
low fiscal literacy must also be anticipated through tax education, improved
supervision, and the adoption of adaptive and responsive policies.
These strategies aim to sustainably increase Local Own-Source Revenue
and strengthen the fiscal independence of Kupang City within the framework of
regional autonomy. This aligns with the theory of effective public financial
management, as stated by Amin (2019), who emphasizes the importance of
strengthening local taxation as a main pillar of regional development financing.
The finding that local taxes contribute significantly to Local Own-Source Revenue
reinforces the importance of a modern, accountable, and transparent taxation
system.

Practically, the Government of Kupang City is encouraged to accelerate tax
digitalization through the implementation of systems such as e-SPTPD, e-Billing,
and Regional Revenue Systems. Moreover, tax intensification and extensification
should be based on actual potential mapping in the field. Fiscal planning based
on data and local potential will improve the accuracy of revenue targets and
resource allocation efficiency. These efforts must be supported by HR
development, service infrastructure modernization, and strategies based on
SWOT analysis, including the formation of special task forces and performance
incentives for tax and levy collectors.

Finally, transparency of information related to Local Own-Source Revenue
and budget utilization is a key element in creating a trustworthy and transparent
regional financial system, thereby increasing public participation and trust in the
local government.

Keywords: LTL, Strategy, Optimization


Ketersediaan
202579TES 336,2 PAT p 2025 K1Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
TES 336,2 PAT p 2025 K1
Penerbit
Malang : Program Magister Adminstrasi Publik Fakultas Ilmu Administasi Universitas Brawijaya., 2025
Deskripsi Fisik
xxii, 189 Halaman ; Ilus : 29,5 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
336,2
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Strategy
Strategi
Optimalisasi
Optimization
Tesis / Thesis
PDRD
LTL
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Andrianus Pattimau
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

© 2016-2025-FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER FIA UB

Powered by SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik