FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Dynamic Governance : Studi di Kampung Heritage Kayutangan Kota Malang

Texts

Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Dynamic Governance : Studi di Kampung Heritage Kayutangan Kota Malang

Anwar, Muhammad Khairul - Nama Orang;

RINGKASAN

Muhammad Khairul Anwar, NIM : 226030101111002 Program Magister
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang, 11
Desember 2023, “Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Dynamic
Governance (Studi di Kampung Heritage Kayutangan Kota Malang)”, Pembimbing:
Prof. Dr. Soesilo Zauhar, MS, Dr. Ike Wanusmawatie, S.Sos, M.AP.

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia. Pariwisata
mempunyai posisi strategis dalam peningkatan devisa negara. Pada tahun 2019,
sektor pariwisata menempati peringkat pertama untuk penyumbang devisa
tertinggi, dimana lebih unggul dibandingkan sektor minyak dan gas, batubara,
minyak kelapa sawit, dan industri pakaian. Indonesia memiliki beragam daerah
yang menjadi tujuan pariwisata, salah satunya adalah Kota Malang. Kota Malang
tidak memiliki potensi pariwisata alam, namun potensi lainnya berupa wisata
belanja dan wisata warisan arsitektur. Wisata belanja dan wisata warisan arsitektur
merupakan potensi wisata perkotaan yang menjadi daya tarik Kota Malang bagi
wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu wisata unggulan Kota
Malang adalah Kampung Heritage Kayutangan yang memiliki potensi bangunan
bangunan tua dan diatur dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 tahun
2018 tentang Cagar Budaya. Pengembangan Kayutangan gencar dilakukan sejak
tahun 2018 bersama diimplementasikan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).
Pengembangan Kayutangan bertujuan untuk merawat kawasan tersebut dan
meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Kota Malang. Namun,
pengembangan Kayutangan mengalami mengalami berbagai hambatan, terutama
permasalahan yang selalu muncul dan bersifat dinamis. Pada dasarnya
pengembangan Kayutangan ada berbasis kemasyarakatan yang dikelola oleh
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), sehingga permasalahan akan selalu muncul
karena adanya pengelolaan secara kolektif.

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1)
Mendeskripsikan dan menganalisis pengembangan pariwisata Kampung Heritage
Kayutangan Kota malang ditinjau dari dynamic governance 2) Mendeskripsikan
dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan pariwisata di
Kampung Heritage Kayutangan Kota Malang, 3) Menyusun dan merumuskan
model pengembangan pariwisata Kampung Heritage Kayutangan Kota Malang.
Adapun novelty dalam penelitian ini adalah model pengembangan pariwisata yang
didasarkan dari hasil penelitian dan konsep berbasis dynamic governance.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi yang
mengacu pada pendapat Creswell (2012) dan dianalisis berdasarkan Miles &
Hurberman (1994). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam dan observasi, serta terdapat pengumpulan data sekunder
yang diperoleh dari dokumen-dokumen terkait. Hasil penelitian ini yaitu
menunjukkan jika integritas para pemangku kepentingan dengan aktor utamanya
adalah Pemerintah Kota Malang sebagai penggagas dan perumus kebijakan yang
dituangkan dalam RTRW, RPJMD dan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2018
tentang Cagar Budaya. Pemerintah Kota Malang memiliki keseriusan dalam
mengembangkan kawasan ini sebagai daya tarik wisata di Kota Malang dan untuk
merawat bangunan-bangunan bersejarah. Adapun keseriusan pemerintah
dilakukan secara kolaboratif dengan mengacu pentahelix yaitu melibatkan
masyarakat, swasta, akademisi, dan media. Namun mengenai aspek integritas
pemerintah dinilai masih kurang, hal ini dibuktikan dari pengembangan yang
kurang memperhatikan peninggalan bersejarah, seperti ditemukannya jalur trem
namun tidak dipertahankan atau renovasi tetapi justru ditumpuk dengan jalan
aspal baru. Selain itu permasalahan parkir juga kurang diperhatikan dengan
serius, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya inovasi pengelolaan parkir yang
terpadu. Adapun kemampuan dalam pengelolaan Kayutangan berada di
kewenangan Pokdarwis (kelompok sadar wisata). Berdasarkan hasil penelitian
diketahui jika terdapat kendala yaitu kualitas sumber daya manusia masih kurang,
sehingga manajemen tata kelola belum optimal. Adapun market dalam
pengembangan wisata ini dilakukan dengan memanfaatkan media sosial untuk
meninjau masyarakat secara luas. Kayutangan pun memiliki keunggulan yaitu
lokasi yang strategis, sehingga mudah untuk dijangkau wisatawan.
Pengembangan Kayutangan dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan
masyarakat dalam berwisata, yaitu dengan menyesuaikan pariwisata kekinian
terutama untuk kebutuhan konten oleh pengunjung. Hal ini dibuktikan dengan
pembangunan berbagai spot untuk berfoto yang instagramable dan berbagai café
yang memiliki konsep klasik. Adapun rencana dan tujuan jangka panjang
disesuaikan dengan konsep dalam RPJMD yaitu Malang Future khususnya
pariwisata berbasis heritage. Namun terdapat kendala yaitu pengembangan
Kayutangan tidak memiliki dasar hukum khusus yang mengatur, dan belum
dirumuskannya masterplan sebagai arah dalam pembangunan Kayutangan.
Selanjutnya ditinjau dari konsep dynamic governance dimana yang pertama
adalah thinking ahead dengan hasil yang diperoleh yaitu pengembangan
Kayutangan memiliki best practice berdasarkan kawasan Malioboro Yogyakarta,
kawasan wisata Borobudur, dan kawasan kota lama Semarang. Adapun pada
aspek thinking again, maka pengembangan Kayutangan didasarkan pada
pembangunan pariwisata merupakan program utama untuk pembangunan daerah
dan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, serta untuk menciptakan
lapangan pekerjaan. Selain itu, manfaat dari pembangunan Kayutangan dapat
meningkatkan pendapatan yang bisa digunakan untuk melindungi, melestarikan
budaya, dan lingkungan secara langsung kepada masyarakat setempat.
Selanjutnya pada aspek thinking across yaitu kemampuan berpikir lintas untuk
mempelajari pengalaman atau organisasi lain. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui jika pengembangan Kayutangan dilakukan dengan pengawasan secara
berkesinambungan dan dilakukannya diskusi secara rutin antara Pokdarwis
dengan stakeholders terkait. Diskusi ini dilakukan secara rutin untuk menampung
aspirasi masyarakat dan menampung adanya saran-saran dari stakeholders
terkait.

Pada penelitian ini dirumuskan model rekomendasi kebijakan yang
didasarkan pada hasil penelitian dan dikaitkan pembangunan pariwisata
berkelanjutan berbasis dynamic governance. Pengembangan pariwisata harus
memiliki landasan regulasi dan masterplan. Lalu pengembangan tersebut harus
berdasarkan aspek stakeholders, ecocracy, dan manajemen tata kelola termasuk
penyelesaian masalah parkir yang terus berlangsung. Kemudian harus melalui
able people dan agile process, kemudian dilakukan analisis lebih lanjut yaitu
thinking ahead, thinking again, dan thinking across. Tujuan akhir yang akan dicapai
adalah adaptive policies untuk pengembangan Kayutangan berkelanjutan.
Kata Kunci: Kayutangan, dynamic governance, pariwisata, Kota Malang

SUMMARY

Muhammad Khairul Anwar, ID Student : 226030101111002 Master's
Program in Public Administration, Faculty of Administrative Sciences, Brawijaya
University, Malang, 11 December 2023, “Dynamic Governance Based Tourism
Development Model (Study in Kayutangan Heritage Village, Malang City)”,
Promotor: Prof. Dr. Soesilo Zauhar, MS. Co-Promotor: Dr. Ike Wanusmawatie,
S.Sos, M.AP.

Tourism is one of the important sectors in Indonesia. Tourism has a
strategic position in increasing the country's foreign exchange. In 2019, the tourism
sector was ranked first as the highest foreign exchange contributor, which was
superior to the oil and gas, coal, palm oil and clothing industries. Indonesia has
various regions that are tourism destinations, one of which is Malang City. Malang
City does not have natural tourism potential, but other potential is in the form of
shopping tourism and architectural heritage tourism. Shopping tourism and
architectural heritage tourism are urban tourism potentials that are the attraction of
Malang City for domestic and foreign tourists. One of Malang City's leading tourist
attractions is Kayutangan Heritage Village which has the potential for old buildings
and is regulated in Malang City Regional Regulation Number 1 of 2018 concerning
Cultural Heritage. Kayutangan development has been intensively carried out since
2018 together with the implementation of the City Without Slums (KOTAKU)
program. Kayutangan development aims to care for the area and improve the
economy of the community and Malang City. However, Kayutangan's development
has experienced various obstacles, especially problems that always arise and are
dynamic in nature. Basically, Kayutangan development is community-based,
managed by the Tourism Awareness Group (Pokdarwis), so problems will always
arise because of collective management.
Based on this, the aim of this research is to: 1) Describe and analyze the
tourism development of Kayutangan Heritage Village, Malang City in terms of
dynamic governance. 2) Describe and analyze the factors that influence tourism
development in Kayutangan Heritage Village, Malang City, 3) Develop and
formulate a tourism development model for Kayutangan Heritage Village, Malang
City. The novelty in this research is a tourism development model based on
research results and dynamic governance-based concepts.

This research uses a qualitative phenomenological approach which refers
to the opinion of Creswell (2012) and is analyzed based on Miles & Hurberman
(xx). Data collection techniques in this research are in-depth interviews and
observations, as well as secondary data collection obtained from related
documents. The results of this research show that the integrity of the stakeholders
with the main actor being the Malang City Government as the initiator and
formulator of the policies outlined in the RTRW, RPJMD and Regional Regulation
Number 1 of 2018 concerning Cultural Heritage. The Malang City Government is
serious about developing this area as a tourist attraction in Malang City and
maintaining historical buildings. The government's seriousness is carried out
collaboratively by referring to the pentahelix, namely involving the public, private
sector, academics and the media. However, the government's integrity aspect is
considered to be lacking, this is evidenced by development that does not pay
enough attention to historical heritage, such as the discovery of tram lines but they
were not maintained or renovated but were instead filled with new asphalt roads.
Apart from that, parking problems are also not taken seriously enough, this is
proven by the absence of integrated parking management innovations. The ability
to manage Kayutangan falls under the authority of the Pokdarwis (tourism
awareness group). Based on the research results, it is known that there are
obstacles, namely the quality of human resources is still lacking, so that
governance management is not optimal. The market in tourism development is
carried out by utilizing social media to review the community at large. Kayutangan
also has the advantage of a strategic location, making it easy for tourists to reach.
Kayutangan development is carried out by adapting to the needs of the
community in traveling, namely by adapting contemporary tourism, especially to
the content needs of visitors. This is proven by the construction of various
instagrammable photo spots and various cafes that have a classic concept. The
long-term plans and goals are adjusted to the concept in the RPJMD, namely
Malang Future, especially heritage-based tourism. However, there are obstacles,
namely that the development of Kayutangan does not have a specific legal basis
that regulates it, and a master plan has not been formulated as a direction for the
development of Kayutangan. Next, we look at the concept of dynamic governance,
where the first is thinking ahead with the results obtained, namely that Kayutangan
development has best practices based on the Malioboro area of Yogyakarta, the
Borobudur tourist area and the old city area of Semarang. As for the thinking again
aspect, Kayutangan development is based on tourism development, which is the
main program for regional development and to increase regional original income,
as well as to create jobs. Apart from that, the benefits of Kayutangan development
can increase income which can be used to protect, preserve culture and the
environment directly for the local community. Next, the thinking across aspect is
the ability to think across to study other experiences or organizations. Based on
the research results, it is known that Kayutangan development is carried out with
continuous supervision and regular discussions between Pokdarwis and related
stakeholders. These discussions are held regularly to accommodate community
aspirations and accommodate suggestions from relevant stakeholders.
In this research, a policy recommendation model was formulated which was
based on research results and linked to sustainable tourism development based
on dynamic governance. Tourism development must have a regulatory basis and
master plan. Then the development must be based on aspects of stakeholders,
economy and governance management, including solving ongoing parking
problems. Then it must go through the able people and agile process, then further
analysis is carried out, namely thinking ahead, thinking again, and thinking across.
The final goal to be achieved is adaptive policies for sustainable Kayutangan
development.

Keywords: Kayutangan, dynamic governance, tourism, Malang City


Ketersediaan
202525TES 307,12 ANW m 2025 K1Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
TES 307,12 ANW m 2024 K1
Penerbit
Malang : Program Magister Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Unversitas Brawijaya Malang., 2024
Deskripsi Fisik
xix, 286 Halaman ; Ilus : 29,5 Cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
307,12
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
THESIS
TESIS
Tourism
Pariwisata
Kota Malang
Malang City
dynamic governance
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Muhammad Khairul Anwar
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

© 2016-2025-FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER FIA UB

Powered by SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik