FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Pengembangan Sumber Daya Aparatur Berbasis Kompetensi : Studi Pada BPS Provinsi Kepulauan Riau

Texts

Pengembangan Sumber Daya Aparatur Berbasis Kompetensi : Studi Pada BPS Provinsi Kepulauan Riau

Manurung, Herdinawaty - Nama Orang;

RINGKASAN

Herdinawaty Manurung, Program Magister Administrasi Publik, Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, Pengembangan Sumber Daya
Aparatur Berbasis Kompetensi (Studi Pada Badan Pusat Statistik Provinsi
Kepulauan Riau). Komisi Pembimbing: Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya, M.DA., Ph.D
(Ketua), dan Asti Amelia Novita, S.AP., MAP.,Ph.D (Anggota).
.
Sumber daya aparatur merupakan elemen kunci dalam penyelenggaraan
tugas dan tanggung jawab pemerintah, terutama dalam memberikan layanan
publik yang optimal. Dalam menghadapi kompleksitas tantangan birokrasi modern,
organisasi pemerintah memerlukan dukungan aparatur yang kompeten dan
mampu memenuhi tuntutan pekerjaan. Kompetensi yang memadai menjadi
landasan penting agar setiap pegawai dapat menjalankan tugas sesuai standar
yang diharapkan. Pengembangan sumber daya aparatur menjadi salah satu
strategi penting yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan
pegawai, baik dari aspek teknis, teoritis, konseptual, maupun moral. Hal ini dapat
dicapai melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan
dengan kebutuhan jabatan masing-masing pegawai. Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Kepulauan Riau memiliki peran vital dalam menyediakan data berkualitas
untuk pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, kompetensi aparatur di
lingkungan BPS Provinsi Kepulauan Riau sangat dibutuhkan untuk memastikan
data yang dihasilkan akurat dan berkualitas. Seiring dengan perkembangan
teknologi dan perubahan sistem kerja di era digital, juga semakin mendorong
pentingnya kompetensi pegawai ditingkatkan agar sejalan dengan tuntutan
perubahan. Transformasi digital dalam birokrasi menuntut pegawai tidak hanya
menguasai keterampilan teknis, tetapi juga mampu beradaptasi dengan
perubahan. Pengembangan sumber daya aparatur berbasis kompetensi yang
mencakup peningkatan pengetahuan, keterampilan, motif, sifat/watak dan konsep
diri pegawai menjadi kebutuhan yang harus harus dilakukan. Dengan demikian,
pegawai dapat berkontribusi maksimal dalam mencapai tujuan organisasi dan
mampu menghadapi tantangan birokrasi yang dinamis.
Teori yang dipakai untuk menganalisis pengembangan sumber daya
aparatur berbasis kompetensi di BPS Provinsi Kepulauan Riau dalam penelitian
ini adalah menggunakan teori kompetensi dari Spencer and Spencer (1993), yang
membagi kompetensi pegawai dalam 5 (lima) aspek yaitu: Pengetahuan
(knowledge), Keterampilan (skill), Dorongan (motives), Watak (trait), Konsep diri
(self-concept). Peneliti mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat
dalam pengembangan sumber daya aparatur berbasis kompetensi di BPS Provinsi
Kepulauan Riau. Peneliti juga mengidentifikasi metode pengembangan sumber
daya aparatur yang dilakukan di BPS Provinsi Kepulauan Riau dengan
menggunakan teori Sedarmayanti (2017) yaitu metode Off the job method melalui
Pendidikan Formal (Tugas Belajar) dan Pelatihan (Training).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan
menganalisis, pengembangan sumber daya aparatur berbasis kompetensi di BPS
Provinsi Kepulauan Riau serta, mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor
penghambat dan juga faktor pendukungnya serta Mengidentififikasi metode
pengembangan sumber daya aparatur di BPS Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara mendalam,
observasi dan dokumentasi. Kemudian data-data yang ada baik yang bersifat
primer maupun sekunder dianalisis menggunakan teknik analisis data Model
Miles, Huberman, dan Saldana (2014: 12-14) yang dikenal dengan model interaktif
yang terdiri dari pengumpulan data, penyajian data, kondensasi data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan secara umum BPS Provinsi Kepulauan telah
melakukan pengembangan sumber daya aparatur berbasis kompetensi baik
melalui metode formal maupun informal. Namun pengembangan sumber daya
aparatur berbasis kompetensi tersebut masih belum optimal. Diperlukan upaya
identifikasi yang lebih mendalam untuk memahami secara jelas kompetensi yang
perlu ditingkatkan dan pelatihan yang relevan bagi pegawai. Identifikasi ini penting
agar program pengembangan yang dirancang dapat tepat sasaran dan mampu
meningkatkan kompetensi pegawai di semua aspek, baik pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap. Dengan demikian, kegiatan pengembangan tersebut
dapat memberikan manfaat maksimal bagi masing-masing pegawai sekaligus
mendukung kinerja organisasi secara keseluruhan Kepala Bagian Umum BPS
Provinsi Kepulauan Riau bersama tim sumber daya manusia BPS Provinsi
Kepulauan Riau perlu mengidentifikasi dan merancang strategi pengembangan
berbasis kompetensi yang selaras dengan kebutuhan pegawai saat ini guna
mendukung peningkatan kinerja individu dan organisasi secara optimal.
Pengembangan keterampilan soft skill, seperti kompetensi manajerial,
keterampilan komunikasi, keterampilan interpersonal, dan keterampilan lainnya
yang dapat menciptakan inovasi dan kreatifitas dalam penyajian data. Hal ini
sejalan dengan tuntutan keterbukaan informasi publik dan fakta bahwa data yang
dihasilkan BPS dirilis secara berkala melalui platform media sosial. Oleh karena
itu, fokus pengembangan kompetensi tidak boleh hanya tertuju pada aspek hard
skill, tetapi juga harus mencakup peningkatan soft skill pegawai. Soft skill yang
kuat tidak hanya memperkuat kolaborasi dan koordinasi internal, tetapi juga
memungkinkan pegawai beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren
komunikasi digital. Dengan demikian, strategi pengembangan kompetensi harus
dirancang secara holistik, mencakup aspek-aspek penting dalam menghadapi
dinamika perubahan di era digital dan menjaga relevansi peran organisasi dalam
menyediakan data berkualitas tinggi bagi masyarakat dan pemerintah.
Pengembangan yang dilakukan harus mencakup ketiga standar kompetensi
jabatan aparatur sipil negara yaitu kompetensi teknis, manajerial, dan sosio
kultural.

Faktor penghambat dalam pengembangan sumber daya aparatur berbasis
kompetensi di BPS Provinsi Kepulauan Riau adalah pertama yaitu, Keterbatasan
Anggaran Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Aparatur, belum tersedia
Analisis Kebutuhan Pelatihan, Keterbatasan sumber daya aparatur (waktu dan
jumlah pegawai), Pengembangan belum terintegrasi dengan pekerjaan pegawai,
Kurangnya Motivasi dan Minat pegawai, Belum adanya sistem Evaluasi
berkelanjutan. Sedangkan yang menjadi faktor pendukung yaitu, Dukungan
Pimpinan dan Regulasi organsiasi, Tersedianya Fasilitas Teknologi yang memadai
dan Akses E-Learning, Tuntutan Perubahan dalam era Digital, Pegawai BPS
Kepulauan Riau yang mayoritas adalah pegawai yang masih berusia muda dan
produktif menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pengembangan pegawai
berbasis komptensi di BPS Kepulauan Riau. Metode Pengembangan yang
dilakukan adalah dengan Pendidikan Formal (Tugas Belajar) Dimana pegawai

diberikan kesempatan untuk melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
baik di universitas dalam negeri maupun luar negeri. Kemudia Metode berikutnya
yaitu Pelatihan (training) dimana pegawai mendapatkan pelatihan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dalam mendukumg tugas jabatannya dan juga
pengembangan diri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengembangan
sumber daya aparatur berbasis kompetensi di BPS Provinsi Kepulauan Riau
maka, penulis memberikan beberapa saran atau rekomendasi antara lain:
Pertama, Pimpinan BPS di tingkat provinsi dan kabupaten/kota perlu
mengalokasikan anggaran secara khusus untuk penyelenggaraan pengembangan
secara internal agar sesuai kebutuhan satuan kerja. Kedua, Membangun budaya
Pembelajaran Berkelanjutan (Continuous Learning Culture). Ketiga, Kegiatan
pengembangan harus terintegrasi dengan pekerjaan dan jabatan pegawai.
Keempat Mengembangkan assessment tool atau metode competency gap
analysis. Kelima memanfaatkan platform e-learning untuk menyediakan akses
mudah ke pelatihan online yang bisa diikuti pegawai sesuai dengan kebutuhan dan
waktu mereka. Keenam Merancang dan Menyusun Analisis Kebutuhan Pelatihan.
Ketujuh Melakukan Evaluasi Pelatihan. Kedelapan Menyusun standar kompetensi
jabatan dengan lebih rinci dan jelas sesuai dengan tuntutan perubahan saat ini.
Kata Kunci: Pengembangan sumber daya aparatur, Kompetensi

SUMMARY

Herdinawaty Manurung, Master's Program in Public Administration, Faculty of
Administrative Sciences, Brawijaya University, Malang, Competency-Based Civil
Service Development (Study at the Central Statistics Agency of the Riau Islands
Province). Advisory Committee: Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya, M.DA., Ph.D (Chair),
and Asti Amelia Novita, S.AP., MAP., Ph.D (Member)
.
Government apparatus resources are key elements in carrying out the
government’s responsibilities, particularly in delivering optimal public services. In
facing the complexity of modern bureaucratic challenges, public organizations
require competent personnel capable of meeting the demands of their roles.
Adequate competencies form the foundation for employees to perform their duties
according to the expected standards. Developing government personnel has
become a critical strategy employed by the government to enhance employees’
capabilities across technical, theoretical, conceptual, and moral aspects. This
improvement is achievable through various educational programs and training
tailored to meet the specific needs of each position. The Regional Office of the
Central Bureau of Statistics (BPS) in the Riau Islands plays a vital role in providing
quality data for both the government and the public. Therefore, highly competent
personnel within BPS are essential to ensuring that the data produced is accurate
and reliable. The advancement of technology and the evolving work systems in the
digital era further emphasize the importance of enhancing employees'
competencies to align with ongoing changes. Digital transformation in the
bureaucracy requires employees not only to master technical skills but also to
adapt to constant change. Competency-based development of government
personnel, including improvements in knowledge, skills, motives, traits, and self
concept, becomes a necessity. With these developments, employees will be able
to make significant contributions toward achieving organizational goals and
effectively address the dynamic challenges of the bureaucracy.
The theory used to analyze the development of competency-based
apparatus resources in BPS Riau Islands Province in this research is to use the
competency theory from Spencer and Spencer (1993), which divides employee
competency into 5 (five) aspects, namely: Knowledge, Skills ( skills),
Encouragement (motives), Character (trait), Self-concept (self-concept).
Researchers identified supporting and inhibiting factors in developing competency
based apparatus resources in BPS Riau Islands Province. Researchers also
identified the method for developing apparatus resources carried out at BPS Riau
Islands Province using Sedarmayanti's (2017) theory, namely the Off the job
method through Formal Education (Learning Tasks) and Training.
This research aims to determine, describe and analyze the development of
competency-based apparatus resources in BPS Riau Islands Province as well as
identify and analyze inhibiting and supporting factors and identify methods for
developing apparatus resources in BPS Riau Islands Province. This research uses
a qualitative approach with descriptive research type. Data collection techniques
in this research used in-depth interviews, observation and documentation. Then
the existing data, both primary and secondary, were analyzed using the Miles,
Huberman, and Saldana Model data analysis technique (2014: 12-14) which is

known as the interactive model which consists of data collection, data presentation,
data condensation and conclusion drawing.
The results showed that in general the Islands Province BPS had carried out
competency-based employee development for employees both by formal and
informal methods. However, the development of competency-based apparatus
resources is still not fully optimized. More in-depth identification efforts are needed
to clearly understand the relevant training needs for employees. This identification
is important so that the development program designed can be right on target and
able to improve employee competence in all aspects, both knowledge, skills and
attitudes. Thus, the development activities can provide maximum benefits for each
employee as well as support the overall performance of the organization. The Head
of the General Section of BPS Riau Islands Province together with the human
resources team of BPS Riau Islands Province need to identify and design a
competency-based development strategy that is in line with the current needs of
employees to support optimal improvement of individual and organizational
performance. The development of soft skills, such as leadership abilities,
communication skills, and the ability to present data using innovative methods,
needs to receive greater attention. This is in line with the demand for public
information disclosure and the fact that data produced by BPS is regularly released
through social media platforms. Therefore, the focus of competency development
should not only be on Therefore, the focus of competency development should not
only be on hard skills, but should also include improving employees' soft skills.
Strong soft skills not only strengthen internal collaboration and coordination, but
also enable employees to adapt to technological developments and digital
communication trends. Thus, the competency development strategy must be
designed holistically, covering important aspects in dealing with the dynamics of
change in the digital era and maintaining the relevance of the organization's role in
providing high-quality data for the community and government (translated in
English according to correct and precise spelling).

The inhibiting factors in developing competency-based apparatus resources
in BPS Riau Islands Province are first, namely, limited budget for apparatus
resource development activities, no training needs analysis available, limited
apparatus resources (time and number of employees), development not yet
integrated with employee work, Lack of employee motivation and interest, no
continuous evaluation system. Meanwhile, the supporting factors are Leadership
Support and Organizational Regulations, Availability of Adequate Technological
Facilities and Access to E-Learning, Demands for Change in the Digital Era, Riau
Islands BPS employees, the majority of whom are young and productive
employees, are supporting factors in implementing development. competency
based employees at BPS Riau Islands. The development method used is formal
education (learning assignments) where employees are given the opportunity to
continue their education to a higher level at both domestic and foreign universities.
Then the next method is training where employees receive training to increase their
knowledge and skills in supporting their position duties and also personal
development.

Based on the results of research conducted on the development of
competency-based apparatus resources in BPS Riau Islands Province, the author
provides several suggestions or recommendations, including: First, BPS
leadership at the provincial and district/city levels needs to allocate a budget
specifically for carrying out development internally so that according to the needs

of the work unit. Second, building a culture of continuous learning (Continuous
Learning Culture). Third, development activities must be integrated with the
employee's work and position. Fourth, develop an assessment tool or competency
gap analysis method. Fifth, utilize e-learning platforms to provide easy access to
online training that employees can take according to their needs and time. Sixth,
Design and Prepare a Training Needs Analysis. Seventh, Conduct Training
Evaluation. Eighth: Develop job competency standards in more detail and clearly
in accordance with current changing demands.

Keywords: Development of apparatus resources, Competence


Ketersediaan
202519TES 352,66 MAN p 2025 K1Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
TES 352,66 MAN p 2025 K1
Penerbit
Malang : Program Magister Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Unversitas Brawijaya Malang., 2024
Deskripsi Fisik
xxiii, 271 Halaman ; Ilus : 29,5 Cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
352,66
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Development of Apparatus Resources
Kompetensi
Pengembangan Sumber Daya Aparatur
Competence
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Herdinawaty Manurung
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

© 2016-2025-FADEL MUHAMMAD RESOURCE CENTER FIA UB

Powered by SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik