Texts
Wajah Buram Pelayanan Publik
Salah satu tujuan dari OTODA adalah memberikan pelayanan yang maksimal kepada publik. Dalam buku ini berusaha untuk memotret pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Kenyataan yang ada, pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat ternyata tidak sesuai dengan konsep welfare state. Paling muncul berbagai permasalahan yaitu munculnya diskriminasi pelayanan, tidak ada kepastian pelayanan, birokrasi yang berbelit-belit serta rendahnya tingkat terhadap pelayanan publik
Pelayanan publik yang sebenarnya untuk publik ternyata sulit diakses oleh publik sendiri. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan publik yang pada akhirnya dilimpahkan kepada pihak swasta (muncullah Kapitalisasi pelayanan Publik). Kapitalisasi pelayanan publik tersebut akan berdampak pada masyarkat marginal. Pelayanan publik yang buruk, ditandai dengan diskriminasi pelayanan, mahalnya pendidikan, banyak anak dari keluarga miskin tidak bisa sekolah, busung lapar, derajat kesehatan yang rendah, korupsi di sektor pelayanan publik. Untuk memperoleh pelayanan publik terkadang seseorang harus bertaruh nyawa terlebih dahulu. Hal tersebut terbukti dengan beberapa kasus, seperti penerimaan BLT, proses penyaluran BLT tersebut dipenuhi dengan kerusuhan, tidak tepat sasaran. Tidak jauh beda dengan pelayanan bidang kesehatan, kita bisa melihat kejadian di RS, pada saal seseorang sudah dalam keadaan kritis namun tidak ada biaya, mereka tidak bisa dengan segera mendapatkan pertolongan.
Maka dan itu diperlukan semacam kontrak antara pemberi dan penerima layanan, dalam kontrak tersebut ada reward maupun punishment. Dengan adanya kontrak tersebut, akan terjamin kualitas minimal suatu pelayanan publik yang diterima oleh masyarakat.
2024175 | 361,24 KUR w 2024 K1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain