Texts
Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan Dan Pelayanan Publik
Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia telah menggulirkan begitu banyak perubahan di daerah. Ruang yang lebih lebar bagi daerah untuk mengelola tata pemerintahannya sendiri telah melahirkan banyak inovasi dalam birokrasi di daerah. Banyak daerah berhasil memanfaatkan kewenangan yang dimilikinya untuk memperbaharui manajemen pelayanan publik melalui pengenalan pelayanan berbasis digital, kontrak pelayanan, dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar, utamanya pendidikan dan kesehatan. Desentralisasi juga telah mendorong munculnya tokoh dan pemimpin daerah yang cerdas, visioner, dan merakyat, sebuah fenomena yang amat sulit dibayangkan ketika Indonesia masih ada dalam kungkungan pemerintahan yang sentralistis pada zaman Orde Baru. Ditangan para pemimpin yang seperti itu, banyak daerah yang berhasil memanfaatkan otonominya untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan warganya. Namun, desentralisasi dan otonomi daerah juga menghasilkanan cerita yang sebaliknya di daerah yang lain. Ketika kualitas kepemimpinan daerah buruk, kapasitas masyarakat sipil sangat rendah, dan aparat birokrasinya korup maka otonomi daerah dapat menciptakan mimpi buruk bagi warga di daerah. Pelaksanaan otonomi daerah telah melukiskan mozaik dari dinamika daerah, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Banyak cerita sukses sebagaimana juga banyak cerita kegagalan dari desentralisasi di Indonesia dalam mendorong kemajuan daerah. Otonomi daerah, jika tidak diikuti dengan reformasi birokrasi, perbaikan pelayanan publik, dan kepemimpinan yang berorientasi pada kepentingan publik dapat menciptakan masalah baru di daerah dan menjauhkan warga dari harapannya untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
2024125 | 352 PRA r 2024 K1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain