Texts
Perekonomian Indonesia
Perjalanan bangsa ini sungguh penuh liku dan mendaki. Di bidang ekonomi, terlalu banyak sejarah kelam maupun indah yang bisa dicatat untuk menunjukkan betapa banyak warna yang menandai perjalanan Indonesia. Orde Lama nyaris tidak memerhatikan perekonomian karena energi terkuras untuk mengums sisa-sisa problem kemerdekan dan penataan (konflik) politik. Orde Baru boleh dikatakan fokus membangun ekonomi negara, namun dengan mengorbankan kepentingan partisipasi politik rakyat. Orde Baru tumbang seperti halnya Orde Lama: berakhir tidak lewat pass politik yang lazim. Setelah itu, Orde Reformasi yang mengawali era baru perekonomian dan politik terjadi sejak 1998, tapi dengan kegaduhan yang tidak kalah keras dibanding dua orde sebelumnya. Sistem politik dibuat baru, demikian pula pranata dan kebijakan ekonomi. Singkat kata, hari-hari ini begitu banyak penilaian yang dapat diambil dari kinerja ekonomi Orde Reformasi, tergantung dari sisi mana kita hendak memberikan sudut pandang.
Di antara ragam penilaian tersebut, ada satu hal yang menarik, di mana pascareformasi ekonomi telah memunculkan kenyataan ganjil berikut: ekonomi nasional kerap kali dipuja oleh dunia luar (negeri) dan lembaga internasional, tapi miskin tepuk tangan dari publik di dalam negeri. Pemerintah sering mengutip pe- nilaian pihak luar untuk melegitimasi prestasi-prestasi yang sudah diraih, sementara rakyat menyampaikan fakta yang dijumpai dan dialami sehari-hari untuk membalik segala klaim pemerintah. Apa yang aneh dari fenomena ini? Jawabannya mungkin terdapat dalam tarik-menarik indikator untuk mendefinisikan makna kemakmuran dan keberhasilan kinerja ekonomi itu sendiri.
2024123 | 330,95 ERA p 2024 K1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain