Texts
Mengkhianati Keputusan Sendiri
Hidup ini ada dalam kendali waktu. Kala semua mencapai titik kulminasi, sistem nilai akan memaksa kita masuk dalam pusarannya. Kita berproses dalam siklus waktu yang membawa konsekuensi pada banyak pihak. Di sinilah kita berada di simpang jalan tak bisa memilih, tapi harus menerima kenyataan. Tak heran, kita pun mengkhianati keputusan sendiri, seperti Yansen yang telah memutuskan hidup bersama keluarga di masa purnabakti, tapi harus menerima amanah melayani masyarakat Menerima amanah sebagai Wagub Kaitara adalah pengkhianatan keputusan untuk tak lagi terjun ke dunia politik birokrasi Bukan hanya ingin sepenuhnya bersama keluarga, alasan utamanya adalah kesadaran pentingnya regenerasi guna memperkuat eksistensi berbangsa dan bernegara Akhirnya muncul pertimbangan jangan sampai kesempatan yang kita miliki untuk memperjuangkan kepentingan rakyat menjadi kekecewaan di akhir hidup ini Mengkhianati keputusan sendiri adalah keikhlasan berkorban untuk melayani tanpa melihat kedudukan, jabatan, dan materi Harapan meluruskan arah pembangunan Kaltara jauh lebih berharga dari ambisi jabatan Kesiapan menerima amanah inilah konsekuensi dari ketulusan berkorban melepas kesenangan bersama keluarga demi kepentingan rakyat Kaltara Dengan keputusannya, Yansen ingin berjuang untuk memperkuat kesadaran etika politik pembangunan yang menempatkan manusia sebagai pelaku dan tujuan pembangunan Harapannya, terbentuk karakter dan kepribadian bangsa yang mandiri dalam semua sendi kehidupan dan berdaulat di kancah pergaulan dunia Dengan begitu, setimpallah harga pengkhianatan Yansen demi kepentingan masyarakat bangsa, dan negara. Inilah tanggung jawab moral semua pribadi yang sadar akan harga dirinya sebagai warga negara Indonesia.
202481 | 092 YAN m 2024 K1 | Fadel Muhammad Resource Center (Karya Umum) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain