Texts
Perencanaan Pembangunan Smart City: Studi tentang Program Internet Keren di Kota Blitar
Kuncahya Waskita Putra. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang. “Perencanaan Pembangunan Smart City (Studi Tentang Program Internet Keren di Kota Blitar). Komisi Pembimbing: Ketua: Prof. Dr. Abdul Hakim, M.Si, Anggota: Dr. Mujibur Rahman Khairul Muluk, S.Sos, M.Si.
Penyusunan masterplan dan quickwin kota pintar untuk 100 kabupaten atau kota dilaksanakan dalam rentang waktu tiga tahun dari tahun 2017-2019. Dalam membangun kota pintar ada enam pilar, yaitu smart governance, smart society, smart living, smart economy, smart environment, dan smart branding. Kota Blitar menerapkan dua indikator diantaranya smart governance dan smart society (Peraturan Walikota Blitar Nomor 23 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Smart City).
Kota Blitar melaksanakan smart city sejak tahun 2019, namun baru menerapkan secara resmi pada tahun 2023 melalui Peraturan Walikota Blitar Nomor 23 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Smart City (Kota Cerdas). Di antaranya pemenuhan internet atau wifi di seluruh RT hingga tersedianya kabel optik terhubung di seluruh organisasi perangkat daerah. Secara garis besar Kota Blitar sudah baik dalam menyiapkan hardware dan hingga software. Kota Blitar sangat membutuhkan solusi smart city untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik berbasis teknologi informasi. Selain itu, perlu pembangunan sumber daya manusia dikarenakan aparatur sipil negara atau pegawai pemerintah belum memanfaatkan teknologi dengan baik dengan banyak tantangan dalam menerapkan smart city di Kota Blitar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang berlokasi di Kota Blitar, sedangkan situs pada penelitian ini adalah Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Blitar. Sumber data primer diperoleh dari beberapa wawancara dari informan, sedangkan data sekundernya diperoleh dari dokumen-dokumen, regulasi serta arsip pemerintah. Teknik pengumpulan data diambil dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri, pedoman wawancara, serta beberapa alat penunjang. Studi dokumen serta mengumpulkan analisa data kualitatif model analisis data Miles Huberman dan Saldana.
Hasil Penelitian menunjukkan Pemerintah Kota Blitar melaksanakan bimbingan teknis untuk merencanakan dan menindaklanjuti pelaksanaan smart city di Kota Blitar. Pemerintah Kota Blitar sudah melaksanakan perencanaan dengan melibatkan institusi pemerintah terkait termasuk melaksanakan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi RI. Pemerintah Kota Blitar menemukan beberapa kendala sehingga tidak dapat memaksimalkan optimalisasi pemanfaatan TIK dan pelayanan publik untuk mewujudkan smart government, namun Pemerintah Kota Blitar tetap berupaya makasimal membuat eksistensi data dan memperbaiki tata Kelola organisasi pemerintahan. Belum ada pemanfaatan teknologi yang maksimal dalam pengelolaan lingkungan di Kota Blitar. Smart Branding adalah upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan produk suatu daerah dan meningkatkan daya saing daerah Kota Blitar. Dimensi Smart Economy memiliki dua sasaran yaitu membangun ekosistem agroindustri yang berdaya saing didukung oleh ekonomi digital dan Membangun ekosistem ekonomi digital
ix
yang menunjang agroindustry. Pemerintah Kota Blitar sudah melaksanakan smart society dengan baik, namun belum secara menyeluruh digunakan dengan baik oleh Masyarakat Kota Blitar. Dimensi dari smart living memperhatikan pada komponen-komponen lingkungan yang mendukung kualitas hidup.
Masyarakat sudah memanfaatkan program internet keren dengan baik dalam rangka Pembangunan smart city di Kota Blitar, namun dalam hal partisipasi Masyarakat, khususnya dalam memberikan masukan terkait Pembangunan smart city di Kota Blitar masih kurang maksimal. Keseluruhan stakeholders memiliki peranan masing-masing dalam mengimplementasikan konsep Smart City, meliputi pemerintah, media, Masyarakat, akademisi, developer, pihak swasta dan beberapa pihak yang terlibat lainnya. Faktor pendukung perencanaan Pembangunan smart city adalah sumber daya manusia dan struktur birokrasi, sedangkan utk hambatannya adalah informasi, dukungan dan pembagian potensi.
Kata Kunci : Pembangunan, Smart City, Internet Keren
SUMMARY
Kuncahya Waskita Putra. Postgraduate Program in Brawijaya University Malang. “Smart City Development Planning (Study of Internet Keren Programs in Blitar City)”. Supervisory commission: Chief: Prof. Dr. Abdul Hakim, M.Si, Advisory: Dr. Mujibur Rahman Khairul Muluk, S.Sos, M.Si.
The preparation of smart city master plans and quick wins for 100 districts or cities was carried out over a period of three years from 2017-2019. In building a smart city there are six pillars, namely smart governance, smart society, smart living, smart economy, smart environment and smart branding. Blitar City implements two indicators including smart governance and smart society (Blitar Mayor Regulation Number 23 of 2023 concerning Implementation of Smart City).
The city of Blitar has implemented a smart city since 2019, but only officially implemented it in 2023 through Blitar Mayor Regulation Number 23 of 2023 concerning the Implementation of a Smart City. These include the provision of internet or WiFi in all RTs to the availability of connected optical cables in all regional apparatus organizations. In general, Blitar City has been good at preparing hardware and software. The city of Blitar really needs smart city solutions to improve better governance based on information technology. Apart from that, there is a need to develop human resources because state civil servants or government employees have not utilized technology well with many challenges in implementing a smart city in Blitar City.
The type of research used is descriptive with a qualitative approach located in Blitar City, while the site for this research is the Blitar City Communication, Informatics and Statistics Department. The primary data source was obtained from several interviews with informants, while the secondary data was obtained from documents, regulations and government archives. Data collection techniques were taken from interviews, observation and documentation. The research instruments used were the researchers themselves, interview guidelines, and several supporting tools. Study documents and collect qualitative data analysis using Miles Huberman and Saldana's data analysis model.
The research results show that the Blitar City Government carries out technical guidance to plan and follow up on the implementation of smart city in Blitar City. The Blitar City Government has carried out planning by involving relevant government institutions, including coordinating with the Indonesian Ministry of Communication and Information. The Blitar City Government has encountered several obstacles so that it cannot maximize the optimization of the use of ICT and public services to realize smart government, however the Blitar City Government continues to make maximum efforts to ensure the existence of data and improve the governance of government organizations. There is no maximum use of technology in environmental management in Blitar City. Smart Branding is an effort made to introduce regional products and increase the competitiveness of the Blitar City area. The Smart Economy dimension has two targets, namely building a competitive agro-industrial ecosystem supported by a digital economy and building a digital economic ecosystem that supports agro-industry. The Blitar City Government has implemented the smart society well, but it has not been used
xi
thoroughly by the people of Blitar City. The dimensions of smart living pay attention to environmental components that support quality of life.
The community has made good use of internet Keren programs in the context of smart city development in Blitar City, but in terms of community participation, especially in providing input regarding smart city development in Blitar City, it is still not optimal. All stakeholders have their respective roles in implementing the Smart City concept, including government, media, society, academics, developers, the private sector and several other involved parties. The supporting factors for smart city development planning are human resources and bureaucratic structure, while the obstacles are information, support and potential sharing.
Keywords: Development, Smart City, Internet Keren Program
202425 | TES 339.50 PUT p 2024 k.1 | Fadel Muhammad Resource Center (ilmu sosial) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain