Texts
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Pembangunan Semua Kampung (Bangsaku) di Kampung Urumb Distrik Semangga Kabupaten Merauke
Yokbeth Gewaljay, 2022 Program Studi Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Malang. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan
Kemiskinan (Pembangunan Semua Kampung (Bangsaku) Di Kampung Urumb Distrik
Semangga Kabupaten Merauke. Komisi pembimbing: Dr. Drs.Riyanto, M.Hum . dan Dr Alfi
Haris Wanto, S.AP., M.AP., MMG
Kesejahteraan seluruh masyarakat di Kabupaten Merauke belum dapat direalisasikan
karena masih tingginya tingkat kemiskinan, upaya untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana dan kemiskinan juga
merupakan suatu masalah sosial yang multi dimensi sehingga harus dilakukan penanganan
secara sistematis dan berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
manganalisis pemberdayaan masyarakat dalam program pembangunan semua kampung
(Bangsuku) di kampung Urumb Distrik Semangga Kabupaten Merauke.
Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha atau cara yang dilakuakan oleh individu,
kelompok, organisasi, atau lembaga tertentu guna melakasanakan fungsi, menyelesaikan
masalah serta mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Friedmann,1994 menjelaskan bahwa dalam pemberdayaan masyarakat ada tiga aspek
untuk dapat memberdayakan masyarakat Desa/ Kampung yaitu 1. Mengaktifkan/ menciptakan
potensi bagi masyarakat; 2. Memberdayakan/memperkuat potensi masyarakat; 3. Melindungi
dan membela kepentingan masyarakat. Mengaktifkan/menciptakan (Enabling) potensi
masyarakat merupakan upaya untuk menciptakan suasana yang memungkinkan potensi bagi
masyarakat Desa/ Kampung agar dapat berkembang dengan asumsi pemahaman bahwa
setiap orang atau setiap masyarakat mempunyai potensi yang dapat dikembangkan artinya
tidak ada orang atau masyarakat tanpa daya. Aspek kedua yaitu memberdayakan/ memperkuat
potensi masyarakat melalui langkah-langkah yang bersifat nyata, menyangkut dengan berbagai
peluang yang akan membuat masyarakat semakin berdaya. memberdayakan masyarakat
Upaya yang paling pokok dalam pemberdayaan ini adalah meningkatkan taraf hidup
masyarakat dengan sumber-sumber daya yang ada demi kemajuan ekonomi.
Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang dibentuk
berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002. Seiringnya dengan berlakunya Undang-Undang Otonomi
Daerah No.22 Tahun 1999 sebagaimana direvisi menjadi Undang-Undang Otonomi Daerah No.
32 Tahun 2003, maka kedudukan Kabupaten Merauke sebagai daerah otonom, memiliki hak
kewenangan untuk mengelola potensi daerahnya, khususnya potensi kelautan dan perikanan.
Kabupaten Merauke dibatasi oleh daratan dan lautan. Secara geografis, Kabupaten Merauke di
sebelah utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Mappi dan Kabupaten Boven Digoel,
sebelah timur berbatasan dengan Papua New Guinea, di sebelah selatan dan barat berbatasan
dengan Laut Arafuru. Jika ditinjau menurut kelas ketinggiannya, Kabupaten Merauke
merupakan wilayah dataran rendah yang memiliki kelas ketinggian antara 0-60 mdpl.
Upaya pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di
kampung Urumb dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang merupakan tolak ukur
bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat berjalan secara optimal sesuai dengan indikatorindikator keberhasilannya.
Dalam penelitian ini jenis peneltian yang gunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Kabupaten Merauke dengan situs penelitian adalah di
Kampung Urumb Distrik Semangga Kabupaten Merauke. sumber data dan jenis data yang
vii
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
model analisis yang dikembangkan oleh Miles Huberman dan Saldana (2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa upaya
pemberdayaan bagi masyarakat di Kampung Urumb Distrik Semangga Kabupaten Merauke
telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari terbentuknya pemberdayaan
perempuan yang meliputi usaha ekonomi, pembuatan kebun pisang, pembuatan anyamanyaman, pembuatan Abon Ikan Gabus dan pembuatan Minyak kelapa Asli, dan kondisi lokasi
yang sangat mendukung bagi masyarakat yang berada disekitar kampung Urumb. Namun
kendala yang dihadapi yaitu, pada kegiatan tidak ada pembinaan dari instansi terkait.
Selanjutnya pemberdayaan masyarakat di kampung Urumb dapat dikatakan sudah berjalan
dalam kondisi baik walaupun masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh masyarakat.
Faktor pendukung dalam pemberdayaan masyarakat adalah sumber daya alamnya ada dan
melimpah, sedangkan faktor penghambat adalah pelatihan yang rutin dari instansi terkait
tentang penguatan kapasitas pemberdayaan masyarakat dan minimal harus mempunyai pasar
setelah produksi ada yang menerima atau menampung sebagai pemasaran.
Yokbeth Gewaljay, 2022 Master of Public Administration Study Program, Faculty of
Administrative Sciences, University of Malang. Community Empowerment in the Context of
Poverty Reduction (Development of All Villages (My Nation) in Urumb Village, Semangga
District, Merauke Regency. Supervisory Commission: Dr. Drs. Riyanto, M. Hum. and Dr. Alfi
Haris Wanto, S.AP., M.AP., MMG
The welfare of the entire community in Merauke Regency has not been realized
because of the high level of poverty, efforts to realize community welfare must be carried out in
a systematic and planned manner and poverty is also a multi-dimensional social problem that
must be handled systematically and sustainably. The poverty rate which is still high in Merauke
Regency requires the participation of the entire community to participate in effective, efficient
and sustainable poverty reduction as referred to above, namely forming a Regional Regulation
on Poverty Reduction in Merauke Regency.
Friedmann, 1994 explains that in community empowerment there are three aspects to
be able to empower the village/village community, namely 1. Activating/creating potential for the
community; 2. Empowering/strengthening the potential of the community; 3. Protect and defend
the interests of the community. Enabling/creating (enabling) community potential is an effort to
create an atmosphere that allows the potential for the village/village community to develop with
the assumption of understanding that every person or every community has potential that can
be developed, meaning that no person or community is without power. The second aspect is
empowering/strengthening the potential of the community through concrete steps, involving
various opportunities that will make the community more empowered. empowering the
community The most basic effort in this empowerment is to increase the level of education and
health status as well as access to sources of economic progress. The most basic effort in this
empowerment is to improve the standard of living of the people living in the village/village, this
empowerment focuses on how to empower the community to improve the standard of living of
the community in solving poverty. applies to all does not always touch the interests of this level
of society. The third aspect concerns protecting and defending the interests of the weak in order
to increase community participation in decision-making concerning themselves and their
communities, which is an important element, so that community empowerment can be
implemented through government programs.
In this research, the type of research used is descriptive research with a qualitative
approach. The research location is in Merauke Regency with the research site in Urumb Village,
Semangga District, Merauke Regency. data sources and types of data used are primary data
and secondary data. Data collection techniques using the method of observation, interviews and
documentation. The data analysis technique used is the analytical model developed by Miles
Huberman and Saldana (2014).
Based on the results of the research that has been carried out, it shows that the
empowerment efforts for the community in the Semangga Diatric Village, Merauke Regency
have been carried out well. This can be seen from the formation of women's empowerment
which includes economic business, making banana plantations, making plaits, making cork fish
shreds and making real coconut oil, and the location conditions are very supportive for the
people around Urumb village. However, the obstacles faced are, in the activities there is no
guidance from the relevant agencies. The supporting factor in community empowerment is that
ix
natural resources exist and are abundant, while the inhibiting factor is regular training from
relevant agencies on strengthening community empowerment capacity and at least one must
have a market after production that accepts or accommodates it as marketing.
2023110 | TES 362.50 GEW p 2023 k.1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain