Texts
Perencanaan Pembangunan Transpolitan 4.0 dengan Trans-Science Techno Park Di Kawasan Transmigrasi Mutiara kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara
Transmigrasi merupakan salah satu program pemerintah yang memberikan kontribusi cukup besar pada pembangunan daerah di Indonesia, namun membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat merasakan hasil transmigrasi. Disamping itu terdapat beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan transmigrasi selama ini. Transmigrasi memerlukan metode baru untuk dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Transmigrasi berusaha untuk membuat inovasi transmigrasi baru dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsep transmigrasi modern ini disebut dengan transpolitan 4.0. Transpolitan merupakan konsep kota pintar transmigrasi untuk menciptakan pusat pertumbahan ekonomi baru yang dilaksanakan dengan kolaborasi pentahelix dengan mengedepankan sumber daya manusia yang kompeten dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi yang relevan. Salah satu wujud dari transpolitan adalah Trans-Science Techno Park (TSTP) yang merupakan gabungan konsep transmigrasi dan Science Techno Park (STP). TSTP adalah kawasan transpolitan yang tumbuh cepat dengan memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan serta menggunakan teknologi yang tepat untuk produksi hulu-hilir. Proyek rintisan TSTP dilaksanakan di kawasan transmigrasi Mutiara Kabupaten Muna. Pilot project TSTP Muna masih mengalami beberapa kekurangan dan kendala dalam perencanaan pembangunannya apalagi selama pandemi Covid-19. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang lebih adaptif terhadap keadaan yang tidak pasti untuk TSTP Muna dengan perencanaan skenario.
Tesis ini merupakan penelitian terhadap perencanaan pembangunan Trans-Science Techno Park (TSTP) di kawasan transmigrasi Mutiara Kabupaten Muna. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: bagaimanakah proses perencanaan pembangunan TSTP Muna berdasarkan pedoman dan pengembangan STP dari Kemenristekdikti? apa sajakah faktor pendukung dan penghambat perencanaan pembangunan TSTP Muna, serta bagaimanakah penyusunan strategi perencanaan pembangunan TSTP Muna menggunakan pendekatan perencanaan skenario? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan proses, faktor pendukung dan penghambat serta penyusunan strategi dari perencanaan pembangunan TSTP Muna. Studi ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis data model interaktif dari Miles, Huberman dan Saldana. Selain itu juga menggunakan pendekatan skenario dengan kerangka TAID (tracking, analyzing, imaging dan deciding) dari Lindgren dan Bandhold.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan pembangunan TSTP Muna tidak sepenuhnya mengikuti pedoman pembangunan dan pengembangan STP dari Kemenristekdikti karena TSTP bukan STP murni tapi merupakan adaptasi konsep STP dengan gabungan konsep transmigrasi, dimana terdapat beberapa kegiatan yang sudah dilakukan saat perencanaan kawasan transmigrasi sebelumnya. Selain itu masih terdapat beberapa kekurangan dalam proses perencanaan pembangunan TSTP Muna yaitu: pada tahap persiapan, identifikasi aktor dan stakeholder belum dilaksanakan dengan komprehensif serta penguatan kesepahaman dan komitmen yang belum optimal; quick assessment dan studi kelayakan tidak dilakukan secara khusus karena sudah dilaksanakan pada proses perencanaan kawasan Mutiara sebelumnya namun aspek-aspeknya dikaji lagi dalam penyusunan masterplan TSTP Muna; kawasan Mutiara layak untuk dikembangkan menjadi TSTP namun masih kurang dari segi kesiapan teknologi; pada tahap pembentukan/pembangunan, rencana bentuk kelembagaan TSTP berupa UPT setingkat desa dirasa kurang pas untuk kawasan TSTP yang mencakup lima kecamatan; rencana struktur organisasi masih ada bagian yang tumpang tindih dan kosong serta masih kurang unsur pengawas; masterplan TSTP Muna masih belum memuat beberapa aspek non fisik.
Selain itu terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat perencanaan pembangunan TSTP Muna, antara lain faktor pendukung dari aspek internal yaitu dukungan pemerintah daerah, dukungan masyarakat sekitar, serta lingkungan alam yang strategis, subur dan kaya akan komoditas unggulan sedangkan dari aspek eksternal adalah dukungan OPD terkait dan dukungan lintas sektor kementerian/lembaga. Faktor penghambat dari aspek internal adalah belum adanya peraturan khusus yang memayungi transpolitan 4.0 dan TSTP, sumber pendanaan yang belum jelas, kurangnya kemampuan teknologi di daerah, SDM perencana yang belum optimal serta SDM Bumdes yang belum aktif sedangkan dari aspek eksternal adalah dampak Covid-19 yang menghambat proses penyusunan masterplan TSTP Muna.
Selanjutnya dalam penyusunan strategi perencanaan pembangunan TSTP Muna yang dilakukan dengan pendekatan perencanaan skenario dari Lindgren dan Bandhold (2009) melalui kerangka kerja TAID menghasilkan empat skenario dan empat strategi yang berbeda yaitu: 1) Modern Heaven yang menggambarkan keadaan masa depan TSTP Muna dimana partisipasi stakeholder pentahelix aktif dan pemanfaatan IPTEK tinggi, menggunakan strategi expanding, dengan perluasan usaha lain serta perluasan jaringan pasar ke ranah global, 2) Tomorrow Land yang merupakan gabungan antara pemanfaatan IPTEK tinggi namun partisipasi stakeholder pentahelix pasif dengan strategi committing yang menekankan pada penguatan komitmen stakeholder pentahelix, 3) Harmonious Ville dimana partisipasi stakeholder pentahelix aktif namun pemanfaatan IPTEK rendah menggunakan strategi technologizing dengan optimalisasi pemanfaatan IPTEK, serta 4) Rock Bottom yang merupakan gambaran saat partisipasi stakeholder pentahelix pasif dan pemanfaatan IPTEK juga rendah menggunakan strategi mixing yang menggabungkan antara penguatan komitmen stakeholder pentahelix dan optimalisasi pemanfaatan IPTEK.
202313 | TES s338.9 SUR p 2022 k.1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain