Texts
Etika Ekonomi-Politik Global : Mencari Visi Baru Bagi Kelangsungan Agama Di Abad XXI
"THE WORLD IS IN AGONY", dunia sedang menderita. Wajahnya begitu pucat dan suram. Manusia kontemporer tengah terjerat dalam jejaring pelik problem global yang diciptakannya sendiri. Planet bumi terjembab dalam krisis ekologi, milyaran penduduknya tercekik oleh ketimpangan ekonomi, dan tata pemerintahannya terjebak dalam keculasan politik yang menciptakan ruang bagi berkecambahnya politisi-politisi petualang tak bertanggungjawab. Terlalu banyak pemimpin politik dan pebisnis ekonomi oportunis yang berwawasan dangkal dan miskin grand vision. Terlalu banyak jawaban lama untuk tantangan-tantangan baru. Hingga gerbang milenium ketiga ini pun, hampir tidak ada dari mereka yang memiliki visi, tak ada seorang, bahkan nabi sekalipun, dapat 'meramalkan' kemana arah peradaban manusia akan menuju.
"RELIGIOUS ABUSE", penyalahgunaan agama. Para pemimpin dan agamawan belum bosan dengan fanatisisme buta dan sikap xenophobia yang hanya mengempiskan rasa kebersamaan dan menggelembungkan rasa permusuhan dimana-mana. Atas nama perintah Yang Suci, mereka tega 'menggadaikan' Tuhan untuk saling menghasut dan membenci yang acapkali berujung pada tindak-tindak kekerasan. Berdarah-darah. Perilaku manusia semakin menjijikkan, cabul dan memuakkan. Sempurnalah kebejatan zaman. Apa yang kemudian tersisa di banyak 'batok' kepala manusia modern adalah sebuah utopia gelap dengan berjejal gambaran masa depan yang menakutkan. Benar-benar menyeramkan.
Menjawab semua keprihatinan di atas, Hans Kung, seorang pemimpin Global Ethic Foundation Tübingen Jerman dan presiden The Council for A Parliament of the World's Religions, dengan keteguhan idealisme, visi reformasi dan keterbukaannya, menawarkan sebuah solusi ulitame, "Etika Global," demi terwujudnya sistem dunia yang lebih berkeadilan dan bertanggungjawab.
2024361 | 320,5 KUN m 2002 K1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain