Texts
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN PENERAPAN GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE TERHADAP KINERJA DOSEN MELALUI MOTIVASI KERJA : Studi Pada Universitas Victory & Universitas Nani Bili Nusantara di Papua Barat
RINGKASAN
Penelitian ini dilakukan karena rendahnya kinerja perguruan tinggi di Indonesia, terlihat dari persentase rendah kedelapan indikator kinerja utama (IKU) dan dominasi akreditasi dengan kategori rendah. Khususnya di LLDIKTI wilayah 14, kepala wilayah menyampaikan melalui media cendrawasihpos.com bahwa mutu pendidikan tingginya masih rendah. Hal tersebut dikonfirmasi dengan tidak adanya perguruan tinggi yang mendapatkan akreditasi unggul dan sebagian besar mendapatkan akreditasi baik, termasuk Universitas Victory dan Universitas Nani Bili Nusantara. Meskipun keduanya termasuk dalam enam besar perguruan tinggi terbaik di Papua Barat, namun keduanya berada pada peringkat paling akhir.
Menurut Fielden (2008) kinerja perguruan tinggi dipengaruhi oleh kinerja sumber daya manusia. Sedangkan menurut Robbins dalam Kasmir (2016), kinerja sumber daya manusia adalah fungsi dari interaksi antara kemampuan (ability), motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity). Beberapa hasil penelitian secara empiris menjelaskan bahwa faktor motivasi lebih dominan pengaruhnya daripada kedua faktor lainnya (Shaleh & Firman, 2018). Motivasi terbentuk oleh karena adanya kepuasan terhadap lingkungan kerja. Menurut Truxillo et al., (2015) kepuasan kerja dibentuk berdasarkan beberapa faktor diantaranya kepemimpinan (leadership), kesesuaian antara individu dengan lingkungan (person-environment fit), dukungan organisasi yang dirasakan (perceived organizational support).
Berdasarkan hasil observasi simtom yang ditemukan yaitu karyawan tidak disiplin dalam bekerja dan kurangnya kerja sama di lingkungan kerja. Hasil wawancara juga mengungkapkan bahwa kurangnya transparansi dan partisipasi di lingkungan kerja. Simtom-simtom ini mencerminkan kinerja yang dinilai dari perspektif perilaku. Oleh karena itu research problem dalam studi ini adalah rendahnya motivasi kerja yang tercermin dari simtom-simtom yang teridentifikasi. Sehingga grand theory yang digunakan untuk menaungi hubungan antar variabel yaitu reasoned action theory (TRA). Menurut Fishbein & Ajzen (2011) kinerja perilaku dipengaruhi oleh sikap dan juga niat. Sedangkan menurut Truxillo et al., (2015) sikap dipengaruhi oleh kepuasan, lebih lanjut kepuasan dipengaruhi oleh kepemimpinan (leadership) yang mewakili kepemimpinan transformasional, kesesuaian antara individu dengan lingkungan (person-environment fit) mewakili budaya organisasi dan dukungan organisasi yang dirasakan (perceived organizational support) yang mewakili penerapan good university governance (GUG). Selanjutnya middle theory yang digunakan untuk menghubungkan grand theory dengan apply theory yaitu social exchange theory (SET) oleh Blau (2017), social identity theory (SIT) oleh Hogg (2016) dan legitimacy theory (LT) oleh Steinbachova (2021). Sedangkan apply theory yang digunakan untuk menyelesaikan masalah meliputi kepemimpinan transformasional dengan indikator yang didefinisikan oleh Bass (dirujuk dalam Robbins & Judge, 2008), budaya organisasi yang dikaji oleh Denison (2012), prinsip GUG menurut UNESCAP (2009), motivasi kerja menurut Robbins & Judge (2008), serta kinerja dosen seperti yang diteliti oleh Smeenk et al. (2008) dan Sukirno & Siengthai (2011).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis explanatory research. Populasinya adalah seluruh dosen di Universitas Victory dan Universitas Nani Bili Nusantara, dengan penentuan sampel menggunakan teknik non- probability dan sampel jenuh sebanyak 118 responden yang adalah keseluruhan
populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert, dokumentasi dan observasi. Analisis data dilakukan menggunakan PLS-SEM dengan bantuan software SmartPLS 4.0.
Hasil penelitian membuktikan bahwa budaya organisasi dan GUG berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja, sedangkan kepemimpinan transformasional berpengaruh positif namun tidak signifikan. Selanjutnya budaya organisasi dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen, sedangkan kepemimpinan transformasional dan GUG berpengaruh positif namun tidak signifikan. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa pada kedua universitas tersebut tidak terdapat gaya kepemimpinan transformasional karena pengaruhnya terhadap kinerja dosen maupun motivasi kerja tidak signifikan.
SUMMARY
This research was conducted due to the low performance of higher education institutions in Indonesia, as evidenced by low percentages across eight key performance indicators (KPIs) and predominance of low-category accreditations. Specifically, in LLDIKTI Region 14, the regional head conveyed through cendrawasihpos.com that the quality of higher education remains low. This was confirmed by the absence of universities with excellent accreditation, with most receiving satisfactory accreditation, including Universitas Victory and Universitas Nani Bili Nusantara. Despite both being among the top six universities in West Papua, they rank at the bottom.
According to Fielden (2008), university performance is influenced by human resource performance. Meanwhile, Robbins cited in Kasmir (2016) posits that human resource performance is a function of the interaction between ability, motivation, and opportunity. Empirical research has shown that motivation is more dominantly influential than the other two factors (Shaleh & Firman, 2018). Motivation arises from satisfaction with the work environment. According to Truxillo et al. (2015), job satisfaction is shaped by factors such as leadership, person- environment fit, and perceived organizational support.
Based on observed symptoms, employees exhibit undisciplined behavior and lack cooperation in the workplace. Interview findings also revealed insufficient transparency and participation in the workplace. These symptoms reflect performance assessed from a behavioral perspective. Therefore, the research problem in this study is the low motivation at work as reflected in the identified symptoms. Hence, the grand theory used to underpin the relationship between variables is the reasoned action theory (TRA). According to Fishbein & Ajzen (2011), behavioral performance is influenced by attitudes and intentions. Furthermore, attitudes are influenced by satisfaction, with leadership representing transformational leadership, person-environment fit representing organizational culture, and perceived organizational support representing the application of good university governance (GUG). The middle theory used to connect the grand theory with the apply theory includes social exchange theory (SET) by Blau (2017), social identity theory (SIT) by Hogg (2016), and legitimacy theory (LT) by Steinbachova (2021). The apply theory used to address the problem includes transformational leadership indicators defined by Bass (as referenced in Robbins & Judge, 2008), organizational culture studied by Denison (2012), principles of GUG according to UNESCAP (2009), work motivation according to Robbins & Judge (2008), and lecturer performance as researched by Smeenk et al. (2008) and Sukirno & Siengthai (2011).
This study is a quantitative explanatory research. The population comprises
all lecturers at Universitas Victory and Universitas Nani Bili Nusantara. Sampling was done using a non-probability technique, and the sample size of 118 respondents represents the entire population. Data collection involved a Likert scale questionnaire, documentation, and observation. Data analysis was conducted using PLS-SEM with SmartPLS 4.0 software.
The research findings demonstrate that organizational culture and GUG have a positive and significant impact on work motivation, while transformational leadership has a positive but non-significant impact. Furthermore, organizational culture and work motivation positively and significantly influence lecturer
performance, whereas transformational leadership and GUG have a positive but non-significant impact. From these findings, it can be concluded that transformational leadership does not exist in these universities, as its influence on lecturer performance and work motivation is not significant.
20242205 | TES 378,1 MAN p 2024 K1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain